di sebuah panggung
: Kawan Bali barat
Disebuah panggung
menjadi si penabur kembang
ternyata sangsi tentang aroma
bukan kelupaan memilih warna
Dimana lagi pusat dahaga
tetapi pengakuan tulus
dialah kita berseru
Akankah esok ada pagi
bila mati malam ini
mari putuskan
lewat sepercik bunga api
di kegelapan ruang
Akupun selalu terjaga
menjelang siang hari
Dibilah-bilah bambu
terpaku
noda karat cukup menggenang